Untuk mengetahui apakah Anda mengidap penyakit tertentu atau tidak, biasanya Anda cukup datang ke dokter atau rumah sakit agar mendapatkan pemeriksaan secara menyeluruh. Namun sebenarnya ada gejala-gejala awal yang diperlihatkan tubuh untuk memberitahukan tentang hal ini.

Dengan begini diharapkan Anda segera dapat mengobatinya sebelum penyakitnya semakin kronis. Berikut tujuh gejala unik pada tubuh yang bisa jadi menunjukkan adanya suatu penyakit dalam diri Anda,


1. Indera penciuman

Penurunan kemampuan seseorang untuk mencium aroma tertentu bisa jadi gejala paling dini dari penyakit Alzheimer. Hal ini dikemukakan sebuah studi dari US National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Dengan menggunakan tikus dalam percobaan, peneliti dapat mengetahui bahwa tikus yang dikembangbiakkan agar bisa memproduksi protein khusus bernama 'amyloid precursor protein' yang selama ini diketahui ada kaitannya dengan pembentukan penyakit Alzheimer, ternyata memiliki tingkat kematian sel saraf yang lebih tinggi di dalam hidung mereka bila dibandingkan dengan tikus normal.

Untuk itulah peneliti berkesimpulan perubahan sistem penciuman akibat Alzheimer bisa jadi sama dengan yang terjadi pada bagian otak lainnya, namun mungkin munculnya lebih dini.

Sebab hilangnya indra penciuman secara bertahap sebenarnya wajar terjadi pada usia di atas 70 tahun. Akan tetapi bila ini terjadi bila usia Anda masih berada di bawah itu atau muncul secara tiba-tiba, maka diskusikan dengan dokter Anda.

2. Kuku
Kuku yang sehat adalah kuku yang tidak berbintik-bintik dan halus. Namun apabila ditemukan ada semacam bintik kemerahan di bawah kuku bisa jadi itu gejala penyakit lupus, di mana biasanya sistem imun menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Lupus juga dapat menyebabkan ruam di bagian belakang kedua tangan dan jari, sekaligus pembengkakan di dasar kuku Anda.

3. Garis batas tumbuhnya rambut di kepala (hairline)
Ketika kelenjar tiroid tak dapat memproduksi hormon dengan baik maka ini akan mempengaruhi kerja hormon di penjuru tubuh, termasuk yang berkaitan dengan pertumbuhan rambut. Lalu apa bedanya dengan kerontokan rambut normal?

Bila kerontokan rambut pada hairline diakibatkan oleh tiroid maka ini biasanya disertai perubahan lain, misalkan rambut menjadi kering sebelum akhirnya rontok. Tiroid yang kurang aktif juga dapat menyebabkan penipisan alis mata.

4. Bayangan di cermin
Tim peneliti dari Copenhagen University Hospital, orang-orang yang tampak lebih tua dari usia sebenarnya atau terlihat menua tapi tanpa mengalami gejala penuaan seperti rambut memutih, pembotakan, munculnya keriput dan penumpukan kolesterol di kelopak mata berisiko lebih besar mengidap penyakit jantung.

Risiko untuk penyakit jantungnya mencapai 40 persen, sedangkan risiko serangan jantung sebesar 57 persen dalam kurun 35 tahun. Jadi bila Anda menemukan salah satu dari gejala-gejala ini, tanyakan kepada dokter apakah ada faktor risiko jantung lainnya.

5. Bau mulut
Bau naga bukan semata muncul karena Anda malas gosok gigi tapi juga gejala penyakit gusi yang bisa berujung pada disfungsi ereksi. Tim peneliti dari Turki menemukan pria-pria berusia antara 30-40 tahun dengan gangguan gusi parah berisiko tiga kali lebih besar untuk mengalami masalah ereksi dibandingkan pria dengan gusi yang sehat.

Untuk mencegahnya, jangan lupa sikat gigi dua kali sehari, flossing setiap hari serta check-up gigi Anda secara rutin dua kali setahun.

6. Mata
Hasil riset Duke University menemukan orang-orang berusia 38-an tahun dengan pembuluh darah lebih lebar di matanya mempunyai skor IQ lebih rendah dibandingkan orang-orang yang pembuluh darahnya lebih kecil.

Padahal pembuluh darah di mata memiliki ukuran, struktur dan fungsi dengan pembuluh darah yang ada di otak, sehingga hal ini tak hanya mengindikasikan tinggi rendahnya IQ seseorang tapi juga penurunan kesehatan otak jauh sebelum munculnya gejala demensia yang sebenarnya.

Namun ini tak mudah diamati dengan mata telanjang, jadi pastikan Anda segera menemui dokter mata Anda.

7. Pendengaran
Penderita diabetes berisiko dua kali lebih besar mengalami kehilangan pendengaran dibandingkan orang yang sehat. Hal ini dikemukakan tim peneliti dari Niigata University, Jepang.

Yang tak kalah mengejutkan, penderita diabetes berusia di bawah 60 tahun malah berisiko lebih besar untuk mengalami gangguan pendengaran dibandingkan penderita diabetes yang usianya di atas 60 tahun. Diduga peningkatan kadar gula darah yang terjadi pada penderita diabetes mengakibatkan kerusakan pembuluh darah di dalam telinga mereka.

sumber: detik.com
#snf

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK