by: Lino Meris
Pengabdianku di Bogoharjo-Pacitan (Part 1)
Pengabdian ini berawal dari sebuah keinginanku untuk bisa membantu dan memberikan manfaat kepada orang lain.
Hal tersebut terwujud salah satunya dengan aku mengikuti pengabdian masyarakat yang diadakan oleh UKM KSR PMI ITS, yang mana disitu aku juga sebagai pengurus di organisasi tersebut. Pada awal Desember 2012 ketika rapat BPH KSR PMI ITS dan waktu itu membahas program kerja, aku tertarik untuk mengikuti dan menjadi tim konseptor sebuah program pengabdian masyarakat. Ketika itu aku berpikir mungkin dengan membantu program kerja ini, aku bisa belajar memberikan pembelajaran, pengalaman, sharing, mendorong kepada adik-adik angkatanku. Tidak banyak yang aku inginkan dan harapkan di program pengabdian masyarakat ini, keinginnanku hanya satu aku bisa “belajar” dan adik-adikku juga bisa “belajar”.
Waktupun berjalan, dan aku mulai masuk dan bergabung di konseptor. Tim konseptor itu beranggotakan 4 orang, yang diketuai oleh Dek Ajeng dan beranggotakan Dek Yuli, Dek Desta dan aku sendiri. Seteleh terbentuk tim konseptor, mulailah kami mengadakan pertemuan-pertemuan setiap minggunya. Dalam pertemuan tersebut kami mengonsep, brainstorming, mecari literatur sampai melakukan survey ke pihak terkait (Dinkes Jatim dan BPBD Jatim). Dari Tim konseptor tersebut terciptalah sebuah nama yang pengabdian masyarakat yaitu “KSR ITS Mengabdi” disingkat KIM, aku masih ingat nama tersebut di usulkan oleh Dek Yuli. (terima kasih dek Yuli ... !!)
Tim konseptor mengonsep dan merancang kegiatan KIM kurang lebih selama 1 bulan. Setelah mengadakan survey ke dinkes jatim, pada akhirnya kami bekerja sama dengan Dinkes Jatim untuk mengusung Tema “STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN”. Tema kegiatan sudah terbentuk dari situlah titik terang dan bayangan kegiatan KIM ini muncul.
Penentuan kegiatan KIM ini berlangsung agak lama, karena kami harus menyesuaikan program-program di kabupaten se Jawa Timur, pada awalnya kami memilih Banyuwangi dan hal tersebut tidak jadi. Lalu ada beberapa pilihan kota yaitu Magetan, Trenggalek, Lumajang dan Pacitan. Pada akhirnya kami memilih Pacitan dengan alasan di kabupaten Pacitan angka ODFnya mencapai 90% jadi kita memilih kabupaten Pacitan yang hampir menyelesaikan program ODF ini. Setelah terpilih barulah kami mengadakan survey ke Pacitan.
Ketika itu survey dilakukan pertengahan januari, akhir liburan semester. Tim survey tersebut adalah Dek Ajeng, Dek Intan, Dek Faiz, Pak Didik (Dinkes Jatim), Teman dari FKM Unair dan Aku sendiri. Perjalanan survey diawali, naik Kereta api turun di stasiun Blitar,dari stasiun Blitar kami dijemput oleh Pak Didik dan melanjutkan perjalanan ke pacitan naik mobil. Perjalanan ke pacitan ini adalah yang kedua kalinya bagiku, setahuku Pacitan tempatnya berbukit-bukit dan berkelok-kelok walaupun begitu pemandangannya indah mulai dari bukitnya yang tinggi, sungainya yang deras dan pokoknya (Ndeso Banget) .. hehehe.
Dua tahun yang lalu perjalanan pertama ke Pacitan Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, Nah ketika perjalanan yang kedua ini, Alhamdulillah terjadi apa-apa ... hehehe. Aku merasa mual dan ingin muntah, waktu itu aku duduk di belakang bersama teman FKM Unair, karena merasa mual dan aku tidak ingin menunjukkan kalau aku lagi mual akhirnya aku bilang ke Pak didik (yang mengendarai mobil) “Pak Nanti kalau ada POM BENSIN Berhenti dulu ya” dengan alasan ingin buang air kecil. Menit demi menit aku menahan mual, dalam pikirku “Aku harus kuat, dulu yang pertama kali ke Pacitan aja nggak muntah sekarang masak muntah”. Lama-kelamaan aku tidak bisa menahan mualku akhirnya aku harus berkata Jujur ,kalau aku mual... ahahay. Akhirnya mobil berhenti ditepi jurang, dan akupun langsung tancap mengeluarkan isi perutku. Sarapanku tadi pagi di Trenggalek makan “lodho” keluar semua tidak tersisa .... hehhehe. Pembelajaran pertama yang aku dapatkan “ Jaim itu susah juga ya”, ahahahay. Perjalanan survey ke Pacitan akhirnya merenggut 3 korban, yaitu aku yang Jaim ingin muntah, Dek Faiz yang muntah berwadah timba, dan Dek Ajeng yang lagi sakit gigi... hehehehe...
Pada pukul 16.00 kami tiba di Pacitan dan langsung di antar ke perumahan kepala Dinkes Kabupaten Pacitan. Di Rumah Dinas tersebut kami bermalam disana. Kami langsung disambut Bapak Bambang (Kepala bagian Penyehatan Lingkungan), Lalu kami menceritakan maksud dan tujuan kami ke Pacitan. Dengan penghubung Pak Didiek kami sangat terbantu dalam menghubungkan antara pihak ITS dan Dinkes Kab Pacitan. Terima kasih banyak Pak didiek atas bantuannya ....
Survey ke dinkes Kab. Pacitan berlangsung esok harinya dan bertempat di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Sebagai tamu kami disambut dengan baik oleh kepala dinkes Pacitan. (Nah ini yang harus dicontoh oleh adik-adikku di KSR, bila ada tamu ke markas mari disambut dengan baik). Diruang sidang kami melakukan perbincangan dan perencanaan dengan jajaran dinkes pacitan. Sehingga terbentuklah kesepakatan dari pihak dinkes pacitan dan KSR PMI ITS untuk mengadakan kegiatan KSR ITS Mengabdi tepatnya di Kecamatan Ngadirojo-Pacitan. Setelah pertemuan itu kami langsung bertolak dari Pacitan ke Surabaya. Akhirnya mulai dari survey, brainstorming, pencarian literatur, menjalin kerjasama sudah terlaksana, dan konsep KIM pun sudah jadi 100%, tinggal pelaksanaan dan organizing kepanitiaan.
Sebagai anggota tim konseptor, alhamdulillah, aku merasa belajar banyak disitu, penyusunan kerja, survey, menjalin hubungan dengan pihak lain dan yang lebih penting memberikan pembelajaran kepada adik-adikku, semoga kita saling belajar di tim Konseptor dan Tim Survey ini. :-)
Bersambung ke Pengabdianku di Bogoharjo-Pacitan (Part 2)
Bersambung ke Pengabdianku di Bogoharjo-Pacitan (Part 2)
Posting Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK