Berabad-abad yang lalu, bapak kedokteran, Hipocrates, menggunakan istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan mencoba mengobati penderitanya dengan alat penopang atau penyangga. Sekarang, kita masih tetap gunakan istilah skoliosis, namun dengan pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping dari tulang belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang belakang yang memang ke arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun kini lebih bervariasi.
Dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis sering kali tidak menimbulkan masalah. Namun bila lengkungan kesamping itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang cukup berat dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan paru-paru.
Rangkaian Tulang Belakang
Rangkaian tulang belakang ( columna vertebralis ) adalah struktur lentur yang di bentuk oleh sejumlah tulang yang di sebut vertebrata atau ruas tulang belakang. Panjang rangkaian tulang belakang orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruang tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah, dan sembilan ruas sisanya bergabung membentuk dua tulang. Vertebrata dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya.
Tiap vertebrata terdiri atas badan yang bentuknya mirip dengan kelosan ( alat penggulung benang ), dan di belakang badan melekat apa yang di sebut lengkungan atau busur. Lengkungan ini saling menyambung satu sama lain sehingga membentuk sebuah tulang yang panjang, yang di dalamnya terdapat urat saraf tulang belakang.
Untuk dan membuat tulang belakang tegak dan selalu pada tempatnya, maka dibutuhkan 400 otot dan banyak urat daging serta pengikat sendi. Dari sekian banyak otot ini, yang terpenting adalah otot-otot perut yang bekerjasama untuk menyokong dan membuat tulang belakang tetap lentur.
Antara tiap badan vertebra terdapat sebuah lempeng peredam getaran berupa zat semacam agar-agar yang dibungkus oleh selaput yang kuat. Dengan adanya bagian ini, maka dengan mudah Anda bisa membengkokkan, membelit atau memutar tubuh. Lempeng ini sebenarnya bantalan bagi vertebrata dan mencegah saling bergeseknya vertebra satu sama lain.
Adanya degenerasi bagian-bagian lempeng ini merupakan proses normal dari pertambahan usia. Bagian ini juga akan kehilangan elastisitasnya sehingga satu tarikan yang tiba-tiba bisa membuat lempeng berubah bentuk. Akibatnya, pergerakan tulang belakang akan terkunci.
Berbagai Penyebab Skoliosis
Pada skoliosis, pembengkokan terjadi karena berbagai sebab, Misalnya, karena sikap tubuh salah secara terus-menerus. Atau, bila seseorang berjalan miring demi mencegah rasa sakit. Misalnya, sebagai akibat kelumpuhan atau luka karena kecelakaan.
Kelainan bentuk samping ( lateral ) tulang belakang pada skoliosis bisa di sebabkan oleh gangguan pada tulang kaki, pinggul atau tulang belakang. Dapat juga akibat penyakit tulang tertentu seperti rachitis. Kelumpuhan atau rasa sakit pada beberapa otot tulang belakang akan mempengaruhi letak kedudukannya. Tapi, pada beberapa orang yang bahunya miring belum tentu karena skoliosis, melainkan sekedar kebiasaan saja. Secara umum skoliosis terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu reversibel ( dapat kembali ) dan non reversibel. Skoliosis reversibel bisa di sebabkan oleh sikap tubuh yang buruk, rasa sakit dan kejang otot di sekitar saraf tulang belakang, rasa sakit akibat peradangan dan kanker tulang belakang. Infeksi saluran pencernaan seperti apendisitis ( radang usus buntu ) atau infeksi di sekitar ginjal juga dapat menimbulkan skoliosis reversibel. Penyebab lainnya adalah panjang tungkai yang berbeda.
Dari seluruh kasus skoliosis, 85% di antaranya berupa skoliosis non reversibel yang penyebabnya tidak dapat di deteksi. Jenis ini terbagi lagi dalam tiga kelompok yaitu, jenis infantil ( bayi ) yang muncul sejak lahir hingga usia tiga tahun, jenis juvenil ( anak-anak ) muncul sejak usia empat hingga sembilan tahun dan jenis adolesen ( remaja ) yang muncul sejak usia sepuluh tahun hingga akhir masa pertumbuhan.
Skoliosis yang disebabkan oleh kelainan bentuk tulang bisa bersifat bawaan ( kongenital ), misalnya bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga merupakan bentuk yang di dapat, misalnya kerena patah atau bergesernya ( dislokasi ) tulang belakang. Selain itu, skoliosis bisa juga disebabkan oleh kekurangan mineral atau kelainan pada dada.
Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya skoliosis. Misalnya karena pembentukan urat saraf tulang belakang yang tidak normal dan terdapat benjolan di sepanjang perjalanan saraf ( neurofibromatosis ). Penyebab lain misalnya penyakit saraf yang didapat seperti poliomelitis dan paraplegia ( kelumpuhan pada seluruh bagian bawah tubuh termasuk kedua tungkai bawah ). Skoliosis kadang-kadang juga disebabkan oleh pembentukan otot yang tidak normal. Semua jenis skoliosis non reversibel bisa berakibat serius bila tidak di perhatikan. Untuk itu diperlukan perawatan khusus oleh dokter ahli bedah tulang ( orthopedi ).
Gejala Yang Di rasakan Penderita Skoliosis
Hal terpenting untuk di perhatikan mengenai skoliosis, bahwa keluhan tersebut akan semakin berat seiring dengan berjalannya pertumbuhan tulang. Semakin besar tulang belakang melengkung menyebabkan gangguan pertumbuhan baik pada tulang rusuk maupun tulang belakang. Ketidaklurusan tulang belakang ini akhirnya menyebabkan nyeri persendian di daerah tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan bentuk dada yang dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru, sehingga mempercepat kematian.
Skoliosis dengan penyebab yang tidak di ketahui timbul secara perlahan-lahan tanpa adanya rasa sakit. Jika terdapat rasa sakit pada anak dan remaja yang sedang tumbuh, segeralah memeriksanya ke dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya. Pada tahap perkembangan dini, skoliosis terlihat berupa perubahan kecil pada penampakan jasmani. Misalnya , terlihat salah satu bahu yang nampak lebih tinggi atau tulang belikat yang satu terlihat lebih menonjol di bandingkan dengan yang lain. Cara lain untuk memeriksa ada tidaknya kelainan lengkungan tulang belakang adalah menyuruh si anak membungkuk ke depan dengan kedua lengan dan kepalanya bergantung ke arah lantai. Pandanglah punggung anak dari belakang, dan perhatikan apakah ada perbedaan tinggi punggung di sepanjang tulang belakangnya. Jika lengkungan tulang belakang dapat dilihat dengan mudah, merupakan petunjuk bahwa si anak memerlukan perawatan segera.
Pemeriksaan lain yang sangat membantu dalam menangani skoliosis ini adalah foto rontgen tulang belakang. Dari foto rontgen dapat di ukur derajat banyaknya lengkungan yang tidak normal. Selain itu salah satu cara terbaru untuk mengawasi perkembangan skoliosis adalah dengan suatu pemotretan khusus yang memungkinkan pengamatan tentang perbedaan pada permukaan tubuh tanpa menimbulkan risiko.
Hasil Yang di Harapkan
Cacat bentuk pada skoliosis bertambah sesuai dengan pertumbuhan badan. Oleh karena itu, faktor terpenting dalam menilai kemungkinan hasil akhir skoliosis adalah jumlah pertumbuhan yang tersisa. Semakin besar lengkungan semakin besar kemungkinan untuk bertambah parah. Hal ini berarti bahwa lengkungan ringan yang di jumpai pada seorang anak perempuan berusia 14 tahun mnugkin tidak akan banyak bertambah, sedangkan derajat kelengkungan sama yang dijumpai pada seorang anak berusia 10 tahun hampir pasti akan meningkat, terutama pada periode pertumbuhan cepat nantinya.
Lengkungan skoliosis antara 20-40 derajat pada anak-anak yang belum dewasa merupakan indikasi perlunya pengobatan sengan alat penopang. Namun, bila kurang dari 20 derajat belum memerlukan pengobatan khusus. Lengkungan di daerah dada yang besarnya lebih dari 60 derajat lama sembuhnya, karena fungsi jantung dan paru-paru terganggu. Oleh karena itu, pada lengkungan besar di perlukan pengobatan dengan jalan operasi.
Pengobatan skoliosis dengan cara operasi biasanya merupakan suatu kombinasi antara pemasangan internal rod ( batang penegak yang dipasang di dalam tulang belakang ) untuk meluruskan tulang belakang, dan penyatuan tulang-tulang belakang.
Pengobatan lainnya yang dilakukan tanpa operasi antara lain latihan jasmani yang di rancang khusus untuk mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat. Hasilnya akan lebih efektif, jika di kombinasikan dengan pemakaian semacam alat penopang. Alat penopang memberi kombinasi antara tarikan ( traksi ) dan penekanan samping pada lengkungan tulang belakang. Walaupun cara ini tidak memperbaiki lengkungan yang ada, tetapi pada banyyak kasus dapat mencegah kerusakan lebih lanjut selama masa pertumbuhan anak.
Perawatan dan penanganan skoliosis memerlukan pengawasan dan pengobatan dalam waktu yang relatif lama. Menemukan kelainan secara dini dan mengobatinya dengan segera akan mencegah berlanjutnya cacat bentuk akibat skoliosis.
Posting Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK