Ilustrasi :
Dua minggu yang lalu kaki Ria tertusuk paku sewaktu ia bermain kejar-kejaran. Ria tidak menceritakan hal itu kepada ibunya, karena takut dimarahi. Sepuluh hari kemudian, terjadilah kelainan pada diri Ria. Waktu sarapan pagi ia menangis karena tiba-tiba saja mulutnya susah dibuka dan badannya kejang. Ria segera dibawa ke dokter terdekat. Setelah diperiksa, Ria harus dirawat di rumah sakit, karena ternyata ia terkena penyakit tetanus.
Penyebab Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Clostridium tetani. Kuman ini tersebar luas di tanah dan tahan hidup lama. Sering ditemukan dalam usus dan kotoran binatang memamah biak seperti misalnya kuda dan di tempat-tempat yang kotor. Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Biasanya banyak terjadi setelah anggota tubuh terkena luka tusuk yang dalam, misalnya terkena tusukan paku, pecahan kaca, tutup kaleng, dicakar atau digigit binatang peliharaan seperti kucing, monyet dan sebagainya.
Selain kena luka tusuk, penyakit ini juga banyak terjadi pada korban luka bakar yang luas, pada korban kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Mengorek-ngorek gigi yang sakit dengan lidi atau menggaruk-garuk telinga yang sedang infeksi, juga merupakan penyebab umum penyakit tetanus.
Gejalanya
Penyakit tetanus ini biasanya timbul lima hari sampai dua minggu setelah tubuh kena luka, tetapi ada pula yang timbul baru setelah beberapa minggu korban terluka. Semakin lambat timbul gejalanya semakin ringan penyakit itu. Tetanus yang ringan mula-mula ditandai oleh mulut yang kaku, sedangkan yang berat langsung ditandai dengan kejang-kejang yang hebat. Tetapi umumnya gejala penyakit ini ditandai oleh ketegangan otot yang semakin lama semakin kencang, terutama pada rahang dan leher. Kemudian mulut sukar dibuka, muka menyeringai karena otot-otot muka tegang, kuduk menjadi kaku dan timbul kejang-kejang.
Makin lama si penderita makin sukar menelan, merasa gelisah, sakit kepala, suhu badan meningkat walau sering tidak begitu tinggi, mudah terangsang misalnya oleh suara yang keras atau sinar yang terang dan sebagainya. Sedang pada bayi yang baru lahir gejalanya ia tidak mau menyusu, mulut "mencucur " seperti mulut ikan serta timbul kejang-kejang. Gejala penyakit ini timbul karena racun kuman Clostridium tetani merangsang saraf, kemudian merusak sel darah merah dan sel darah putih.
Tetanus dapat menyerang semua umur. Di desa-desa, dimana ibu-ibu yang akan melahirkan bayinya kebanyakan ditolong oleh dukun yang masih menggunakan peralatan kurang steril, tetanus dapat berjangkit. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian yang tinggi, baik bagi ibu maupun bagi bayinya, Pemotongan tali pusat yang belum lepas dibubuhi daun-daunan (ramuan) yang tidak terjamin kebersihannya, sering menyebabkan tetanus pada bayi.
Pencegahan
Seseorang yang terkena penyakit tetanus memang harus dirawat secara intensif di rumah sakit karena si penderita membutuhkan satu tempat tenang untuk menghindari rangsangan, seperti suara yang keras, supaya jangan timbul kejang yang dikenal dengan kejang rangsang. Perawatannya pun memakan waktu yang agak lama, tiga minggu sampai satu bulan, tergantung berat ringannya gejalanya.
Namun penyakit berbahaya ini sebenarnya dapat dicegah dengan cara yang mudah sebagai berikut :
- Pertama, jangan membiarkan anggota tubuh kena luka yang dalam, karena kuman dapat tumbuh subur dalam lingkungan yang kekurangan zat asam. Apabila terjadi luka yang dalam seperti misalnya sakit kaki tertusuk paku, bawalah si anak secepatnya ke dokter terdekat. Seandainya anak ini belum pernah dilakukan imunisasi DPT pada waktu bayi, ia akan diberi suntikan serum anti tetanus. Bila sudah, maka ia hanya diberi suntikan vaksinasi ulangan (booster) untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut.
- Kedua, bagi para ibu yang sedang hamil yang persalinannya akan ditolong dukun, sebaiknya diberi suntikan vaksin tetanus pada trimester (triwulan) terakhir kehamilan. Dengan demikian ibu dan anak yang akan dilahirkan itu terhindar dari penyakit tetanus.
- Ketiga, membubuhi tali pusat bayi dengan ramu-ramuan yang belum dipastikan kebersihannya sebaiknya dihindarkan. Lebih baik tali pusat itu diberi alkohol 70% atau obat yang dianjurkan bidan atau dokter setempat.
- Keempat, jangan mengobati sendiri misalnya kalau ada gigi atau telinga yang sakit, sebab tabgan atau alat yang tidak steril dapat pula menimbulkan tetanus.
Posting Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK