Saat menjalankan puasa di bulan Ramadan, biasanya rasa kantuk akan datang secara berlebihan. Namun nyatanya setelah tidur lama, tubuh tidak terasa segar tetapi justru terasa semakin lemas. Mengapa terjadi demikian?
"Saat puasa khususnya di bulan Ramadan, tubuh akan menjadi kekurangan tidur dan utang tidur makin banyak. Ini membuat tubuh beradaptasi dengan cara mengantuk lebih sering dan tubuh menjadi lemas. Sangat wajar," tutur dr Andreas Prasadja, RPSGT, yang akrab disapa dr Ade, ahli kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (10/7/2013).
dr Ade juga menambahkan, saat puasa di bulan Ramadan jam tidur pasti akan berkurang karena aktivitas makan sahur setiap malam menjelang pagi. Dengan rutinitas ini, jam tidur otomatis akan berkurang, tidak seperti biasanya.
Saat tidak sedang di dalam bulan Ramadan, jam tidur yang dianjurkan setiap hari adalah sekitar 7-8 jam. Namun, dengan pengurangan ini maka jam tidur dipastikan akan berkurang. Untuk memenuhi pengurangan ini, tubuh akan tetap berusaha memenuhi jam tidur tersebut, sehingga siang hari orang akan mengalami kantuk berlebihan.
Adanya rasa kantuk yang berlebihan akan membuat seseorang justru menjadi kebanyakan tidur, akibatnya tubuhnya menjadi lemas. Sebaiknya tetap lakukan aktivitas di jam yang memang sudah seharusnya, namun berikan waktu lebih kurang sekitar 15 menit di sela istirahat siang untuk beristirahat.
"Misalnya siang hari dia ngantuk terus tidur sampai sore tanpa ada aktivitas lain, maka akan memberi efek yang tak baik juga. Intinya, ini terjadi karena utang tidurnya masih banyak dan masih butuh tidur lagi," ungkap dr Ade.
Tidur saat berpuasa di bulan Ramadan sebenarnya sangat penting, agar metabolisme tetap lancar. Selain itu, tidur cukup akan menjaga nafsu makan tetap wajar dan tidak tidak berlebihan. Menurut dr Ade, kurang tidur akan membuat nafsu makan meningkat dan terus berpengaruh sampai saat buka puasa.
"Saat puasa khususnya di bulan Ramadan, tubuh akan menjadi kekurangan tidur dan utang tidur makin banyak. Ini membuat tubuh beradaptasi dengan cara mengantuk lebih sering dan tubuh menjadi lemas. Sangat wajar," tutur dr Andreas Prasadja, RPSGT, yang akrab disapa dr Ade, ahli kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (10/7/2013).
dr Ade juga menambahkan, saat puasa di bulan Ramadan jam tidur pasti akan berkurang karena aktivitas makan sahur setiap malam menjelang pagi. Dengan rutinitas ini, jam tidur otomatis akan berkurang, tidak seperti biasanya.
Saat tidak sedang di dalam bulan Ramadan, jam tidur yang dianjurkan setiap hari adalah sekitar 7-8 jam. Namun, dengan pengurangan ini maka jam tidur dipastikan akan berkurang. Untuk memenuhi pengurangan ini, tubuh akan tetap berusaha memenuhi jam tidur tersebut, sehingga siang hari orang akan mengalami kantuk berlebihan.
Adanya rasa kantuk yang berlebihan akan membuat seseorang justru menjadi kebanyakan tidur, akibatnya tubuhnya menjadi lemas. Sebaiknya tetap lakukan aktivitas di jam yang memang sudah seharusnya, namun berikan waktu lebih kurang sekitar 15 menit di sela istirahat siang untuk beristirahat.
"Misalnya siang hari dia ngantuk terus tidur sampai sore tanpa ada aktivitas lain, maka akan memberi efek yang tak baik juga. Intinya, ini terjadi karena utang tidurnya masih banyak dan masih butuh tidur lagi," ungkap dr Ade.
Tidur saat berpuasa di bulan Ramadan sebenarnya sangat penting, agar metabolisme tetap lancar. Selain itu, tidur cukup akan menjaga nafsu makan tetap wajar dan tidak tidak berlebihan. Menurut dr Ade, kurang tidur akan membuat nafsu makan meningkat dan terus berpengaruh sampai saat buka puasa.
Posting Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK