Gangguan pencernaan kerap dikeluhkan saat bulan puasa tiba. Hal ini bisa terjadi karena makanan yang diasup saat berbuka puasa dan sahur tidak diperhatikan dengan baik. Makan enak saat berbuka sah-sah saja, tapi jangan sampai mengganggu pencernaan.

Menurut konsultan saluran pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, saat berbuka sebaiknya hindari makanan pedas. "Makanan pedas bisa memicu penyakit maag organik yang disebabkan iritasi lambung," kata dr Ari saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (10/7/2013).

Maag organik adalah kondisi di mana terdapat kelainan pada lambung, misalnya luka. Tak hanya makanan pedas, dr Ari juga mengimbau jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak. Lauk cukup satu jenis saja. 

Seperti penuturan dr Ari, berbuka dan sahur dengan menu yang enak, misalnya rendang, diperbolehkan. "Namanya momen kebahagiaan itu tidak bisa dihilangkan. Bulan puasa pasti maunya sahurnya enak, bukanya enak, asal jangan terus-terusan," tuturnya. 

Selain makanan berlemak, kopi, sawi, soda, dan kol juga harusnya dihindari saat berbuka atau sahur. Hal ini dikarenakan, makanan dan minuman itu bisa memicu produksi gas dalam lambung. Akibatnya, perut jadi terasa begah dan kembung. 

Kebiasaan banyak orang lainnya saat ramadhan adalah 'balas dendam'. Saat tiba waktunya berbuka, banyak orang merasa kalap lantas 'balas dendam' menyantap semua menu berbuka yang dihidangkan. Hal ini sangat tidak dianjurkan dr Ari. Menurutnya, jika puasa dilakukan dengan benar-benar, maka kebutuhan sembako seseorang seharusnya menurun, bukan malah naik di bulan puasa. 

Lantas, bagaimana pola tidur yang baik agar puasa tidak terganggu? "Habis sahur enggak boleh langsung tidur," ujar dr Ari. 

Waktu yang ideal menurutnya adalah setelah sahur, tunggu dulu dua jam kemudian baru tidur. Tapi, tampaknya tidak mungkin terlalu lama, sebab sebagian besar orang sudah harus memulai aktivitasnya. 

Jika ingin langsung tidur, menurut dr Ari, gunakan bantal yang tinggi. Hal ini dikarenakan, tidur dalam kondisi perut penuh makanan berisiko pada naiknya asam lambung sehingga terjadi gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD adalah kondisi di mana asam dan isi perut berbalik arah hingga keluar ke kerongkongan. Selain itu, dr Ari juga mengingatkan agar kebutuhan tidur selama enam jam tetap terpenuhi selama bulan puasa.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan tinggalkanlah jejak..
Jangan spamming ya. (o)
Terima Kasih..
Share ilmu ini untuk "bersama bantu sesama"... :)
Lihat Artikel Kami yang Lain --> KLIK